Jumat, 05 Februari 2010

kajian FOKUS

Ad Diin bukan Agama
(Hasil Kajian)


Seorang gadis dengan khusuk melaksanaka sholat dimasjid, setelah selesai dia duduk bersimpuh menengadahkan kedua tangannya, berdo’a kepada Allah agar diberikan panjang umur, rezki yang banyak, barokah, dipertemukan / mendapat suami yang sholeh….. begitulah ritual yang setiap hari dilakukannya saat waktu sholat tiba. Selanjutnya setelah semua telah selesai, gadis itu kembali kepada pekerjaannya, kembali memakai pakaian kerjanya, dengan rambut tampak, pakai rok mini, menuju tempat gadis itu bekerja.
Dari kisah anekdot diatas dapat digambarkan bahwa ternyata terjadi salah penafsiran mengenai cara pandang mengenai agama. Mengapa tidak, seseorang yang notebene muslim tapi dalam mengimplementasikan Islam ternyata belum seperti yang diharapkan. Mengapa? karena pemahaman Islam hanya diketahui bahwa merupakan hal yang mengatur tentang ibadah saja sedang diluar ibadah kesannya tidak masalah, sehingga penampilan tetap tidak dibingkai dalam kaidah Islami, berjilbab / menutup aurat. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya ad Diin yang dalam bahasa Indonesia diartikan Agama yang berasal dari bahasa sansekerta, A: tidak, Gama : kacau, ternyata tidak cukup untuk menerangkan tentang ad Diin tersebut yang merupakan word view paradigm( cara pandang) sehingga timbullah bahwa Agama Islam ini tak jauh beda dengan agama-agama lain yang diakui di Indonesia. Hal inilah yang dapat digunakan oleh orientalis-orientalis yang anti Islam berupaya menyamarkan pandangan tetang Islam, melakukan Brain washing (cuci otak). Maka sesuatu hal yang sekiranya berupa trend atau tingkah laku yang sebenarnya bukan merupakan tuntunan Islam banyak digandrungi, seperti mengikuti mode-mode yang lagi nge_trend meski kadang harus menanggalkan nilai-nilai Islam, cara berpakaian, cara bergaul atau apapun bentuknya yang ternyata bukan ciri dari Islam. Mungkin Agama bisa dikatakan hanyalah hasil dari budaya = Budi + Daya = akal . Padahal sesungguhnya ad Diin berisi suatu ajaran-ajaran mulia bagi manusia mengenai bagaimana hubungan secara Vertikal( kepada Allah) dan Horisontal (kepada makhluk) dan diatur didalamnya bagaimana melaksanakannya menuju jalan yang mendapat ridlo dari-Nya. Maka dari itulah hendaknya menjaga dan memahami tentang ad Diin supaya jangan sampai cara pandang mengenai ad Diin salah kaprah.
(Ca’imin/Pgmi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar